Like it or not, anak SMK seringkali dipandang sebelah mata. Ciyan, ya? Anak SMK malah selalu ditanya, “Kenapa masuk SMK, sih?” seumur hidupnya. Yang paling menyakitkan, sih, kalau anak SMK dikira masuk SMK karena nggak lolos masuk SMA idaman. SMK dianggap pacar pelarian, karena cintanya kadung ditolak SMA idaman *kemudian syuting sinetron*
Mungkin ada anak SMK yang begitu, tapi nggak semua, sob. Saya adalah salah satu lulusan SMK yang menikmati masa-masa bersekolah di sana. Dan menurut saya, berikut adalah 10 hal unik yang cuma dirasakan anak SMK.
1. Harus langsung pilih jurusan, dan langsung disuruh tes masuk yang susah
Anak SMK memang sudah harus menentukan jurusannya sejak awal masuk sekolah. Setelah menentukan jurusan pun, mereka harus menjalani berbagai ujian masuk yang susah dan kompetitif, apalagi kalau mau masuk SMK favorit.
Beberapa diantaranya adalah ujian tertulis, tes tinggi badan (untuk jurusan Perhotelan), tes kesehatan termasuk tes buta warna (untuk jurusan Tata Busana) dan tes alergi (untuk jurusan Tata Boga), wawancara, serta psikotes kepribadian minat dan bakat. Biasanya rangkaian ujian ini dilakukan oleh SMK yang sangat mementingkan kompetensi lulusannya.
2. Cuma belajar pelajaran IPA, IPS, Bahasa dan Komputer secara mendasar, tetapi pulang sekolahnya tetap aja jam 6 sore.
Di SMK, materi pelajaran umum seperti IPA, IPS, Bahasa dan Komputer nggak sebanyak di SMA. Bahkan mata pelajaran umum tersebut cuma dipelajari dasar-dasarnya aja, nggak sampai mendalam. Kenapa? Karena fokus anak SMK adalah mata pelajaran produktif jurusannya masing-masing. Misalnya, anak Tata Boga ya fokusnya belajar masak.
Jadi, anak SMK tetap baru pulang sekolah jam enam sore, sob. Capek otak, capek fisik, capek semuanya, deh. Tapi, sisi postifinya, mental anak SMK jadi seperti baja. Ketempa abis!
3. Punya seragam praktek yang keren dan Instagram-able
Di SMK, materi pelajaran umum seperti IPA, IPS, Bahasa dan Komputer nggak sebanyak di SMA. Bahkan mata pelajaran umum tersebut cuma dipelajari dasar-dasarnya aja, nggak sampai mendalam. Kenapa? Karena fokus anak SMK adalah mata pelajaran produktif jurusannya masing-masing. Misalnya, anak Tata Boga ya fokusnya belajar masak.
Jadi, anak SMK tetap baru pulang sekolah jam enam sore, sob. Capek otak, capek fisik, capek semuanya, deh. Tapi, sisi postifinya, mental anak SMK jadi seperti baja. Ketempa abis!
4. Bisa berkarya sepuasnya di mata pelajaran produktif
Di SMK, meskipun mata pelajaran produktif bisa menghabiskan tiga sampai empat jam per hari, murid-muridnya tetap semangat mempelajarinya, karena mereka senang bisa berkarya sepuasnya. Kadang mereka malah bisa ngejual karya prakteknya ke teman-teman yang beda jurusan.
Misalnya, anak Tata Boga bisa ngejual cupcake-nya ke anak Tata Busana, sementara anak Tata Busana bisa ngejual baju karya mereka ke anak Tata Boga. Bagi anak SMK, latihan jadi entrepreneur dimulai dari muda, sob!
5. Berkesempatan merasakan Praktek Kerja Industri (Prakerin)
Anak-anak SMK biasanya wajib ikut sebuah program bernama Praktek Kerja Industri (Prakerin) selama tiga bulan. Kurang lebih seperti magang atau Kuliah Kerja Nyata, gitu. Jadi selama tiga bulan tersebut, mereka nggak sekolah, tetapi bekerja. Kerja beneran gitu, lho, sob, dan musti ngerasain ketemu klien, dimarahin bos dan (untungnya) digaji. Persis seperti di dunia kerja sesungguhnya.
6. Merasakan ujian dobel
Di SMK, Ujian Akhir Nasional tetap harus diikuti. Namun setelah UAN, anak SMK masih harus melewati ujian kompetensi. Sebagai contoh, siswa SMK jurusan Tata Busana harus bikin fashion show sendiri, lho! Ujian kompetensi ini juga akan menentukan kelulusan siswanya *lap keringat*
7. Punya kemampuan yang lebih praktikal
Anak SMK sudah pasti punya kemampuan praktikal sesuai jurusannya masing-masing. Saking skilful-nya, kadang-kadang siswa SMK kelas tiga sudah mulai nerima pekerjaan freelance sesuai keahlian masing-masing, lho. Ada yang nerima pembuatan kebaya, pesanan katering, bahkan ada yang sudah diminta untuk mengurus administrasi dan kesekretariatan di kantor kecil.
8. Lomba Kompetensi Siswa
Setiap tahun, Dikti mengadakan Lomba Kompetensi Siswa untuk siswa SMK, dan ini adalah ajang yang sangat dinantikan oleh siswa SMK se-Indonesia Raya. Jadi, para pelajar SMK di setiap kota di Indonesia akan disaring sesuai jurusannya masing-masing. untuk ikutan lomba kompetensi ini. Skalanya nasional, lho, bahkan global! Dan pemenangnya, akan lebih mudah jika ingin mengambil sertifikasi kompetensi yang setara dengan Diploma 1. Seru ‘kan? Ajang ini makin terasa seru, karena pesertanya jadi bisa ketemu kontingen dari berbagai wilayah.
9. Kalau mau kuliah lagi, ya tinggal kuliah aja
SMK memang dirancang agar lulusannya bisa langsung terjun ke dunia kerja. Tapiii kalau seorang lulusan SMK ujung-ujungnya mau lanjut kuliah, ya kuliah ajaaa… SMK nggak pernah memberatkan lulusannya untuk meneruskan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, kok.
Trus, kalau lulusan SMK mau ngambil jurusan kuliah yang nggak nyambung dengan jurusan SMK-nya, ya nggak apa-apa juga. Ilmu spesialisasi yang ia dapat saat sekolah di SMK nggak akan jadi sia-sia, kok.
10. Punya teman-teman yang suportif dalam mengerjakan tugas
Berbeda dengan kebanyakan SMA, di SMK nggak ada sistem ranking. Yang ada cuma nilai standar untuk lulus mata pelajaran produktif. Sehingga murid-murid SMK akan saling bahu membahu untuk lulus bareng. Malah biasanya, anak-anak SMK sangat solider dan nggak mungkin membiarkan temannya terpuruk sendirian dalam mengerjakan tugas.
Dan jaman saya bersekolah dulu, saya dan teman-teman nggak pernah menilai seseorang bodoh atau pintar, tetapi passionate atau nggak. Sejujurnya, nih, tanpa teman-teman SMK saya, I am nothing. So yes, saya sayaaaaang banget sama teman-teman SMK saya!
Sumber : Youthmanual
Mungkin ada anak SMK yang begitu, tapi nggak semua, sob. Saya adalah salah satu lulusan SMK yang menikmati masa-masa bersekolah di sana. Dan menurut saya, berikut adalah 10 hal unik yang cuma dirasakan anak SMK.
1. Harus langsung pilih jurusan, dan langsung disuruh tes masuk yang susah
Anak SMK memang sudah harus menentukan jurusannya sejak awal masuk sekolah. Setelah menentukan jurusan pun, mereka harus menjalani berbagai ujian masuk yang susah dan kompetitif, apalagi kalau mau masuk SMK favorit.
Beberapa diantaranya adalah ujian tertulis, tes tinggi badan (untuk jurusan Perhotelan), tes kesehatan termasuk tes buta warna (untuk jurusan Tata Busana) dan tes alergi (untuk jurusan Tata Boga), wawancara, serta psikotes kepribadian minat dan bakat. Biasanya rangkaian ujian ini dilakukan oleh SMK yang sangat mementingkan kompetensi lulusannya.
2. Cuma belajar pelajaran IPA, IPS, Bahasa dan Komputer secara mendasar, tetapi pulang sekolahnya tetap aja jam 6 sore.
Di SMK, materi pelajaran umum seperti IPA, IPS, Bahasa dan Komputer nggak sebanyak di SMA. Bahkan mata pelajaran umum tersebut cuma dipelajari dasar-dasarnya aja, nggak sampai mendalam. Kenapa? Karena fokus anak SMK adalah mata pelajaran produktif jurusannya masing-masing. Misalnya, anak Tata Boga ya fokusnya belajar masak.
Jadi, anak SMK tetap baru pulang sekolah jam enam sore, sob. Capek otak, capek fisik, capek semuanya, deh. Tapi, sisi postifinya, mental anak SMK jadi seperti baja. Ketempa abis!
3. Punya seragam praktek yang keren dan Instagram-able
Di SMK, materi pelajaran umum seperti IPA, IPS, Bahasa dan Komputer nggak sebanyak di SMA. Bahkan mata pelajaran umum tersebut cuma dipelajari dasar-dasarnya aja, nggak sampai mendalam. Kenapa? Karena fokus anak SMK adalah mata pelajaran produktif jurusannya masing-masing. Misalnya, anak Tata Boga ya fokusnya belajar masak.
Jadi, anak SMK tetap baru pulang sekolah jam enam sore, sob. Capek otak, capek fisik, capek semuanya, deh. Tapi, sisi postifinya, mental anak SMK jadi seperti baja. Ketempa abis!
4. Bisa berkarya sepuasnya di mata pelajaran produktif
Di SMK, meskipun mata pelajaran produktif bisa menghabiskan tiga sampai empat jam per hari, murid-muridnya tetap semangat mempelajarinya, karena mereka senang bisa berkarya sepuasnya. Kadang mereka malah bisa ngejual karya prakteknya ke teman-teman yang beda jurusan.
Misalnya, anak Tata Boga bisa ngejual cupcake-nya ke anak Tata Busana, sementara anak Tata Busana bisa ngejual baju karya mereka ke anak Tata Boga. Bagi anak SMK, latihan jadi entrepreneur dimulai dari muda, sob!
5. Berkesempatan merasakan Praktek Kerja Industri (Prakerin)
Anak-anak SMK biasanya wajib ikut sebuah program bernama Praktek Kerja Industri (Prakerin) selama tiga bulan. Kurang lebih seperti magang atau Kuliah Kerja Nyata, gitu. Jadi selama tiga bulan tersebut, mereka nggak sekolah, tetapi bekerja. Kerja beneran gitu, lho, sob, dan musti ngerasain ketemu klien, dimarahin bos dan (untungnya) digaji. Persis seperti di dunia kerja sesungguhnya.
6. Merasakan ujian dobel
Di SMK, Ujian Akhir Nasional tetap harus diikuti. Namun setelah UAN, anak SMK masih harus melewati ujian kompetensi. Sebagai contoh, siswa SMK jurusan Tata Busana harus bikin fashion show sendiri, lho! Ujian kompetensi ini juga akan menentukan kelulusan siswanya *lap keringat*
7. Punya kemampuan yang lebih praktikal
Anak SMK sudah pasti punya kemampuan praktikal sesuai jurusannya masing-masing. Saking skilful-nya, kadang-kadang siswa SMK kelas tiga sudah mulai nerima pekerjaan freelance sesuai keahlian masing-masing, lho. Ada yang nerima pembuatan kebaya, pesanan katering, bahkan ada yang sudah diminta untuk mengurus administrasi dan kesekretariatan di kantor kecil.
8. Lomba Kompetensi Siswa
Setiap tahun, Dikti mengadakan Lomba Kompetensi Siswa untuk siswa SMK, dan ini adalah ajang yang sangat dinantikan oleh siswa SMK se-Indonesia Raya. Jadi, para pelajar SMK di setiap kota di Indonesia akan disaring sesuai jurusannya masing-masing. untuk ikutan lomba kompetensi ini. Skalanya nasional, lho, bahkan global! Dan pemenangnya, akan lebih mudah jika ingin mengambil sertifikasi kompetensi yang setara dengan Diploma 1. Seru ‘kan? Ajang ini makin terasa seru, karena pesertanya jadi bisa ketemu kontingen dari berbagai wilayah.
9. Kalau mau kuliah lagi, ya tinggal kuliah aja
SMK memang dirancang agar lulusannya bisa langsung terjun ke dunia kerja. Tapiii kalau seorang lulusan SMK ujung-ujungnya mau lanjut kuliah, ya kuliah ajaaa… SMK nggak pernah memberatkan lulusannya untuk meneruskan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, kok.
Trus, kalau lulusan SMK mau ngambil jurusan kuliah yang nggak nyambung dengan jurusan SMK-nya, ya nggak apa-apa juga. Ilmu spesialisasi yang ia dapat saat sekolah di SMK nggak akan jadi sia-sia, kok.
10. Punya teman-teman yang suportif dalam mengerjakan tugas
Berbeda dengan kebanyakan SMA, di SMK nggak ada sistem ranking. Yang ada cuma nilai standar untuk lulus mata pelajaran produktif. Sehingga murid-murid SMK akan saling bahu membahu untuk lulus bareng. Malah biasanya, anak-anak SMK sangat solider dan nggak mungkin membiarkan temannya terpuruk sendirian dalam mengerjakan tugas.
Dan jaman saya bersekolah dulu, saya dan teman-teman nggak pernah menilai seseorang bodoh atau pintar, tetapi passionate atau nggak. Sejujurnya, nih, tanpa teman-teman SMK saya, I am nothing. So yes, saya sayaaaaang banget sama teman-teman SMK saya!
Sumber : Youthmanual
Tidak ada komentar:
Posting Komentar